Powered By Blogger

Daftar Isi


Showing posts with label Internet. Show all posts
Showing posts with label Internet. Show all posts

Friday, March 4, 2011

YouTube LeanBack Cara Baru Navigasi dan Tonton Video YouTube dengan TV

YouTube yang memang pusatnya video di Internet telah meluncurkan produk baru yang menyajikan navigasi dan cara baru menonton video dari Youtube yang dinamakan Leanback. Fitur baru ini menampilkan Youtube dalam fullscreen dan untuk menavigasinya Anda tidak perlu mengandalkan mouse tetapi panah keyboard dan Enter untuk berpindah video atau memainkan video.


Hal ini cukup menarik karena memang dengan Leanback diharapkan dapat meningkatkan lama waktu menonton dengan tidak adanya gangguan tampilan seperit komentar maupun teks atau image lain yang mengganggu konsentrasi. Inspirasi Leanback datang dari para penonton televisi yang memang terbukti jauh lebih lama menonton yang bisa berjam-jam menghabiskan waktu di depan tv.
Teknologi LeanBack saat ini masih mengandalkan Flash jadi bagi pengguna iPad tentunya tidak bisa mengaksesnya, Untuk mengakses leanback Anda perlu login ke akun Google atau Youtube terlebih dahulu karena sepertinya Youtube mengandalkan informasi yang telah tersimpan oleh Google tentang Anda untuk menampilkan pilihan video di awal.  Memang cukup asyik juga setelah kami mencoba Leanback dan kecenderungan menonton lebih lama memang kami rasakan.
Youtube Leanback ini dapat diakses di http://www.youtube.com/leanback.

Sumber : click here

»»  Read More...

Google Docs Diperkaya Fitur OCR Terbaru Dengan Dukungan 34 Bahasa


Sejak meningkat pesatnya penggunaan internet akhir-akhir, berbagai layanan online pun tampak tumbuh subur bermunculan di mana-mana. Seiring dengan hal itu, kabarnya kini banyak orang mulai beralih ke layanan online yang ada. Selain menawarkan sejumlah kemudahan dan kepraktisan bagi para penggunanya, layanan ini juga menyediakan pengelolaan secara bersama-sama atau dikenal dengan sharing yang tampaknya sulit ditemui pada penggunaan aplikasi desktop biasa.
Google sebagai penyedia layanan terbesar dan terpopuler saat ini kabarnya telah memperkaya keberadaan fitur Google Docs-nya. Perlu diketahui pula, keberadaan Google Docs ini boleh jadi secara berangsur-angsur telah memposisikan kesetaraan dengan keberadaan aplikasi sejenis yang berbasis desktop biasa. Apalagi Google Docs kini telah diperkaya oleh sebuah fitur keren terbarunya yaitu built-in Optical Character Recognition (OCR). Dengan fitur ini memungkinkan penggunanya bisa meng-upload file yang di-scan atau bahkan gambar, dan mengubahnya menjadi “editable” pada dokumen asli tersebut. Sebenarnya fitur ini sendiri telah diperkenalkan tahun lalu dan Google kini telah memperluas jumlah bahasa asing yang didukungnya dengan 29 bahasa yang baru sehingga keseluruhan telah mencapai 34 bahasa.
Jaron Scaeffer yang bertindak sebagai Software Enginner di Google, mengungkapkan kalau pihaknya baru saja melakukan tambahan dukungan bahasa baru sebanyak 29 bahasa termasuk bahasa Eropa yang paling banyak dipakai, bahasa Rusia, bahasa Chinese Simplified dan beberapa bahasa Asia lainnya. Dan pada halaman upload, ketika pengguna akan mengupload file, di situ akan ditampilkan daftar lengkap bahasa yang akan digunakan.


Perlu diketahui, pihak Google telah memperkenalkan kemampuan mengupload dokumen ke Google Docs dengan menggunakan Optical Character Recognition (OCR) tersebut pada bulan Juni 2011 yang lalu. Gambar dan file PDF yang biasanya dibuat dengan scanner ataupun kamera ponsel bisa dianalisa dengan keberadaan fitur OCR ini. Setelah itu, sistem akan mengekstrak ke dalam bentuk teks dan beberapa format sehingga memungkinkan penggunanya bisa langsung mengedit dokumen tersebut melalui Google Docs.
Kini jika pengguna memilih “Convert text from PDF or image files to Google Docs documents”, maka pengguna akan memilih salah satu bahasa asli yang digunakan dalam file dari 34 bahasa yang tersedia.
Pada dasarnya tidak ada software OCR yang sempurna, tapi hal-hal seperti buku-buku dan dokumen-dokumen yang di-scan akan sangat mudah dibaca menggunakan fitur OCR ini. Dan sudah barang tentu, semakin tinggi resolusi maka akan semakin baik hasilnya.
Seiring dengan adanya dukungan bahasa yang baru ini, tentunya juga banyak pihak yang telah menyambut baik tentang adanya peningkatan kualitas OCR besutan Google tersebut. Dukungan yang diberikan juga berasal dari orang Inggris, Francis, Itali, Jerman, Spanyol dan masih banyak lagi. Selain itu, software OCR tersebut kini dapat melakukannya dengan lebih baik untuk mengenali dan menjaga keberadaan huruf aslinya beserta formatnya.


»»  Read More...

Monday, February 7, 2011

Kerjasama Dengan CIC, Google Lakukan Scan Satu Juta Pustaka Buku Universitas



Demi ketersediaan pustaka buku digitalnya, pihak Google yang menjalin kerjasama dengan sebuah Committee on Institutional Cooperation (CIC) yang menaungi pustaka universitas dan beranggotakan beberapa perwakilan universitas besar di Amerika Serikat, dikabarkan baru saja telah berhasil melakukan scan terhadap satu juta pustaka buku universitas yang selanjutnya dibuatkan bentuk digitalnya agar dapat dengan mudah tersedia dan diakses oleh semua orang di dunia.
Dengan keberhasilan tersebut, seakan telah menjadi tonggak terpenting dari apa yang pihak Google telah lakukan selama ini. Dan ini yang jelas telah sesuai dengan tujuan dan strategi Google untuk menjadikannya sebagai salah satu sumber pustaka ilmu pengetahuan dunia.
Seperti yang diketahui bersama, pihak Google sendiri telah berupaya keras untuk membuat salinan digital yang berasal dari setiap buku di dunia. Dan untuk mewujudkan dan menyukseskannya, pihak Google telah melakukan mitra kerjasama dengan berbagai kalangan penerbit, perpustakaan dan kini pihak perguruan tinggi. Sejauh ini kabarnya Google telah berhasil melakukan scan terhadap jutaan buku dan perjalanan panjang di depan pun tampaknya telah siap menanti.
“Hari ini Kami merayakan tonggak penting dimana baru saja Google telah berhasil mendigitalkan satu juta buku dari perpustakaan anggota Komite Kerjasama Institusional (CIC),” Ungkap Kim Armstrong, wakil direktur Pusat Perpustakaan Inisiatif untuk Komite Kerjasama Kelembagaan,.
“CIC sendiri merupakan konsorsium dari Sepuluh anggota universitas besar dan Universitas Chicago,” tambahnya.
“Masing-masing isi buku telah dilakukan scan, diterjemahkan dari gambar ke teks dengan teknologi Optical Character Recognition (OCR) dan juga telah ditambahkan ke Google Books index. Setelah dibuat digitalnya, buku-buku yang ada kemudian dikirim kembali ke perpustakaan asalnya untuk ditempatkan ke rak masing-masing, ” jelasnya.
Kemitraan yang lebih jauh antara Google dan CIC merupakan sebuah langkah awal dalam hal ini. Keduanya akan terus menjalin kemitraan untuk melakukan scan sekitar 10 juta buku dari perpustakaan universitas yang ada, dari jumlah keseluruhan yang ingin discan mendekati 85 juta.
Hasil scan buku kini telah tersedia di Google Books. Dan semua universitas telah menerima salinan dari versi digitalnya dan beberapa diantaranya bahkan telah membuatnya tersedia sendiri.
Sampai saat ini Google telah berhasil memindai lebih dari 15 juta buku yang kini tersedia di Google Books, meskipun tidak semua secara penuh. Beberapa buku, masih di bawah hak cipta hanya dicari di dalam Buku dan mesin pencari Google itu sendiri, tetapi tidak tersedia untuk dilihat secara penuh di Google.

Sumber: click here
»»  Read More...

Thursday, February 3, 2011

Internet shutdown in Egypt violates human rights

Every human is endowed with certain inalienable rights, but is Internet access one of them?
Human rights are by no means a novel concept. They have existed for centuries. But when the Magna Carta was drafted in 1215 and the United Nations adopted the Universal Declaration of Human Rights nearly 800 years later, no one had any idea that humankind's existence would one day depend on a massive system of interconnected computer networks.
It may sound absurd on its face, but in today's society, Internet access is a fundamental human right, one that is instrumental in exercising the right to peaceably assemble.
Nowhere else in the world are people fighting harder to preserve this right than in Egypt, where thousands have taken to the streets to protest the country's 30-year-old autocratic government, whose list of human rights violations is as long as the Nile.
On the eve of the largest pro-democracy demonstration in the nation's history, the regime of Hosni Mubarak temporarily shut down all online communications within the country. This action, unprecedented in the Internet's history, was taken shortly after the Associated Press published a video of an Egyptian protester being gunned down.
We've seen in the past how important the Internet is as a medium of communication in mass demonstrations of this kind. During the Iranian "Green Revolution" of 2009, YouTube, Facebook, Twitter and other social networking sites helped rally international support for the movement and played a pivotal role in the mobilization effort.
But not even Tehran forced the country's service providers to shut down all connections to the Internet.
Communication is fundamental to human existence. The Egyptian government's attempt to silence its people during the last few days by barring Internet access is an affront to democracy and a testament to the regime's blatant disregard for human rights.
Fortunately, the shutdown has proven largely unsuccessful. A handful of networks in Egypt still managed to remain connected, providing international news outlets with a steady stream of information regarding the ongoing unrest within the country. Eyewitness reports, cell phone videos and pictures of the tumult have flashed across computer monitors and television screens around the world.
Egypt's Internet shutdown may not have been a human rights violation of the highest degree, but it was a violation nonetheless and should be recognized as such.
The right to Internet access is fast becoming the human rights issue of this generation and will have to be addressed at one point or another. Finland and Estonia were the first two countries in the world to officially recognize it as a human right and they certainly won't be the last.
A BBC World Service Survey found that 78 percent of urban Egyptians believe access to the Internet is a fundamental human right, which pales in comparison to countries like South Korea and Mexico where more than 90 percent of population say they believe this.
The Internet serves as more than just a medium of communication. It is the vital link between every human and the rest of the global community. The Mubarak Administration's now infamous internet shutdown should bring us closer to realizing that access to the internet is a right that should guaranteed to all.

Sumber: click here
»»  Read More...

Monday, January 31, 2011

Perkembangan Internet

Perkembangan Internet…

Teknologi Informasi dan Telekomunikasi (Information and Communication Technology/ICT) merupakan tulang punggung aplikasi Web 2.0. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang fenomenal dan menjadi awal munculnya aplikasi web adalah Internet. Internet yang berawal dari riset untuk pertahanan dan keamanan serta pendidikan berkembang menjadi perangkat pendukung bisnis yang sangat berpengaruh. Dalam kaitan dengan aplikasi Web 2.0 ini, terdapat beberapa peristiwa penting dalam sejarah internet.
perkembangan internet
Berawal pada tahun 1957, melalui Advanced Research Projects Agency (ARPA), Amerika Serikat bertekad mengembangkan jaringan komunikasi terintegrasi yang saling menghubungkan komunitas sains dan keperluan militer. Hal ini dilatarbelakangi oleh terjadinya perang dingin antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet (tahun 1957 Soviet meluncurkan sputnik).
Perkembangan besar Internet pertama adalah penemuan terpenting ARPA yaitu packet switching pada tahun 1960. Packet switching adalah pengiriman pesan yang dapat dipecah dalam paket-paket kecil yang masing-masing paketnya dapat melalui berbagai alternatif jalur jika salahsatu jalur rusak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Packet switching juga memungkinkan jaringan dapat digunakan secara bersamaan untuk melakukan banyak koneksi, berbeda dengan jalur telepon yang memerlukan jalur khusus untuk melakukan koneksi. Maka ketika ARPANET menjadi jaringan komputer nasional di Amerika Serikat pada 1969, packet switching digunakan secara menyeluruh sebagai metode komunikasinya menggantikan circuit switching yang digunakan pada sambungan telepon publik.
Perkembangan besar Internet kedua yang dicatat pada sejarah internet adalah pengembangan lapisan protokol jaringan yang terkenal karena paling banyak digunakan sekarang yaitu TCP/IP (Transmission Control Protocol/ Internet Protocol). Protokol adalah suatu kumpulan aturan untuk berhubungan antarjaringan. Protokol ini dikembangkan oleh Robert Kahn dan Vinton Cerf pada tahun 1974. Dengan protokol yang standar dan disepakati secara luas, maka jaringan lokal yang tersebar di berbagai tempat dapat saling terhubung membentuk jaringan raksasa bahkan sekarang ini menjangkau seluruh dunia. Jaringan dengan menggunakan protokol internet inilah yang sering disebut sebagai jaringan internet.
Jaringan ARPANET menjadi semakin besar sejak saat itu dan mulai dikelola oleh pihak swasta pada tahun 1984, maka semakin banyak universitas tergabung dan mulailah perusahaan komersial masuk. Protokol TCP/IP menjadi protokol umum yang disepakati sehingga dapat saling berkomunikasi pada jaringan internet ini.
Perkembangan besar Internet ketiga adalah terbangunnya aplikasi World Wide Web pada tahun 1990 oleh Tim Berners-Lee. Aplikasi World Wide Web (WWW) ini menjadi konten yang dinanti semua pengguna internet. WWW membuat semua pengguna dapat saling berbagi bermacam-macam aplikasi dan konten, serta saling mengaitkan materi-materi yang tersebar di internet. Sejak saat itu pertumbuhan pengguna internet meroket.

Sumber:http://www.sejarah-internet.com/perkembangan-internet/
»»  Read More...

Sunday, January 23, 2011

Sekolah-Menulis Online Makin Profesional

Setelah tiga tahun dikelola secara pribadi oleh Jonru, Sekolah-Menulis Online (SMO) kini bergabung dengan Oxford Course Indonesia (OCI). Kedua lembaga sepakat untuk mendirikan sebuah sekolah-menulis, baik format tatap muka maupun kelas online. Sekolah-menulis Online akan...
»»  Read More...

Firewall: Security Internet

Internet merupakan sebuah jaringan komputer yang sangat terbuka di dunia, konsekuensi yang harus di tanggung adalah tidak ada jaminan keamanan bagi jaringan yang terkait ke Internet. Artinya jika operator jaringan tidak hati-hati dalam menset-up sistemnya, maka kemungkinan besar jaringan yang terkait ke Internet akan dengan mudah dimasuki orang yang tidak di undang dari luar. Adalah tugas dari operator jaringan yang bersangkutan, untuk menekan resiko tersebut seminimal mungkin. Pemilihan strategi dan kecakapan administrator jaringan ini, akan sangat membedakan apakah suatu jaringan mudah ditembus atau tidak...
»»  Read More...

Berbagai Macam Efek ke Foto Dengan FunPhotoBox.com

Mengolah Foto Secara Online Dengan FunPhotoBox
Kita dapat menemukan banyak sekali website yang dapat menghibur serta cukup bermanfaat bagi kita. FunPhotoBox.com adalah salah satu dari website semacam itu. Di FunPhotoBox.com, kita dapat memberikan berbagai macam efek kepada foto kita. Contohnya, kita dapat membuat foto kita seakan-akan terpampang di papan iklan, di langit, di majalah, dan sebagainya. Kita juga dapat menambahkan animasi kepada foto kita. Foto yang telah diedit dapat menjadi pajangan yang menarik untuk profil kita di website social networking, atau menjadi wallpaper untuk desktop kita karena FunPhotoBox.com dapat menghasilkan hasil edit foto dengan...
»»  Read More...

Membaca Buku dan Majalah Secara Online dengan GooReader

Membaca Buku dan Majalah Secara Online dengan GooReader
Sebelum dunia Internet menjadi semakin maju dan lengkap, kita harus membeli atau meminjam majalah ataupun buku yang ingin kita baca. Namun, sekarang kita dapat dengan mudah menemukan banyak sekali buku dan majalah yang dapat kita baca secara online.
Dengan Google Books, kita dapat menemukan jutaan buku serta majalah yang dapat kita baca secara gratis...
»»  Read More...

Link Exchange/Tukar Link

Tukaran Link Yuk....
 

©  copyright 2011 powered by Second Child